
Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (24/10/2021) mengadakan kegiatan Bina Desa. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Kuala Jaya. Desa Kuala Jaya berlokasi di Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah desa ini menyerupai pulau. Sebagian wilayah dikelilingi ratusan hektar tambak tradisional, Sungai Way Sekampung dan pesisir pantai timur Lampung.
Kegaiatan Bina Desa merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh KM ITERA untuk Meningkatkan motivasi dan kesadaran untuk belajar dan sebagai tempat berbagi ilmu agar menimbulkan rasa keingintahuan dalam diri seorang siswa di desa setempat. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu kegiatan belajar Non Formal di luar lingkungan sekolah sebagai wujud implementasi kegiatan “ Pentingnya Pendidikan untuk Anak Bangsa dalam Memperoleh Pendidikan Non Formal Bersama Pengmas KM-ITERA”. Adapun materi pembelajarannya yaitu Pengenalan Alfabet, Pengenalan Teknologi Robotika, Origami dan games. Kegiatan ini diikuti dengan antusias anak-anak Desa Kuala Jaya. Lebih dari 60 orang anak-anak yang mengikuti serangkaian acara yang dilaksanakan oleh Pengmas KM ITERA. Tidak hanya anak-anak yang sangat antusias, namun para orang tua pun bersemangat mengantarkan dan melihat anak-anaknya mengikuti belajar non formal bersama Pengmas KM ITERA.

Tim Kominfo mendapat kesempatan untuk berbincang langsung dengan beberapa warga setempat. Ibu Siti Syarifah menyampaikan bahwa hampir seluruh warga desa Kuala Jaya bekerja sebagai nelayan, di karenakan Desa Kuala Jaya di kelilingin oleh sungai, sehingga warga desa memanfaatkan hal tersebut untuk mencari nafkah. Mobilitas menuju ke Desa Kuala Jaya dapat ditempuh jalur darat maupun menyeberangi sungai menggunakan perahu. Ibu Hj Jubaidah atau akrab di sapa Mak Haji berkata bahwa sarana menuju ke Desa Kuala Jaya cukup sulit di karena kan jalananya yang buruk. Terlebih lagi saat musim hujan ataupun saat air laut pasang, maka jalanan hingga rumah warga terendam air. “Disini banjir bukan karena hujan, tapi bergantung dengan air laut. Kalau lagi pasang jalan-jalan akan terendam bahkan sampai ke rumah-rumah” ujar Ibu Hj Jubaidah.

Hampir diseluruh wilayah Desa Kuala Jaya sering tergenang air. Hal itu terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adanya penangkalan sungai. “Dulu disini jarang terkena banjir, tapi akhir-akhir ini ada penangkalan sungai untuk aktifitas tongkang atau kapal-kapal besar untuk kolektifin material-material” Kata Rohim warga lokal Desa Kuala Jaya. Aktifitas tongkang dan penambangan pasir di daerah Desa Kuala Jaya yang membuat terjadinya penangkalan sungai-sungai kecil, sehingga terjadinya genangan di jalan-jalan hingga ke rumah warga. Faktor selanjutnya yaitu tidak adanya jalur air seperti irigasi atau drainase. Hal tersebut yang membuat air yang masuk ke desa sulit untuk keluar lagi sehingga timbul genangan. Genangan air ini menjadi dampak besar ke lingkungan desa, yaitu menjadi sumber penyakit. Genangan air tesebut akan menyimpan berbagai mikroba penyebab penyakit. Sedangkan warga setempat seperti tidak peduli dengan hal tersebut, dilihat dari mereka yang masih sering untuk bermain di genangan air. Ditambah dengan masyarakat desa yang masih kurang peduli dengan sampah. Sampah sangat banyak kita lihat disekitaran desa. Hal tersebut karena mereka tidak memiliki tempat pembuangan akhir. Terlepas dari hal tersebut juga kesadaran masyarakt tentang membuang sampah pada tempatnya juga masih minim.
Akses anak-anak Desa Kuala Jaya menuju ke sekolah pun menjadi cukup sulit. Di karenakan kondisi jalanan di desa yang sering tergenang air hingga banjir. Informasi yang di dapatkan dari warga lokal, sudah banyak kecelakaan yang menimpa anak-anak Desa Kuala Jaya yang hendak pergi ke sekolah, bahkan sudah pernah memakan korban jiwa. Hal ini membuat beberapa anak menjadi minim minatnya untuk bersekolah. Akses jalan ini yang menghambat pendidikan anak-anak Desa Kuala Jaya disamping fasilitas sekolah yang terbilang cukup jauh dari pemukiman.
Sarana pembelajaran di Desa Kuala Jaya hanya dari PAUD hingga Madrasah (SMP), sedangkan untuk mendapat pendidikan SMA mereka harus pergi ke Lampung Timur, yang mana jarak dari Desa Kuala Jaya cukup jauh. Walaupun mobilisasi desa cukup buruk, namun beberapa dari mereke semangat untuk menempuh pendidikan hingga SMA. Saat jalanan di Desa Kuala Jaya terendam air, murid-murid yang hendak pergi ke sekolah harus menggunakan perahu. Hal tersebut tidak melunturkan semangat untuk mereka yang sangat minat bersekolah. Bahkan beberapa dari mereka juga dapat berkuliah. “Anak saya naik sepeda dari rumah ke SMA nya di Lampung Timur karena semangat nya mau sekolah. Alhamdulillah dari 300 orang, dia diterima di Universitas di Bandar Lampung” ujar Ibu Hj Jubaidah menceritakan kisah anaknya yang berhasil menempuh pendidikan hingga jenjang perkuliahan.