HARI PANGAN SEDUNIA 2021

Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat Internasional tentang pentingnya penanganan masalah pangan baik di tingkat global, nasional, maupun regional. Maka, peringatan Hari Pangan Sedunia harus dilakukan. Hari Pangan Sedunia didirikan oleh negara-negara yang merupakan anggota dari Food and Agriculture Organization (FAO) pada konferensi umum ke20 bulan November 1979. Hari Pangan Sedunia (World Food Day) yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober.

Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari. Oleh sebab itu, ketahanan pangan menjadi isu sentral dalam pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Isu ketahanan pangan menjadi salah satu fokus kebijakan operasional pembangunan pertanian karena pangan merupakan kebutuhan yang paling dasar bagi manusia sehingga pangan berperan sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi baik global, nasional, maupun regional. Ketahanan pangan mensyaratkan pendapatan yang cukup bagi masyarakat untuk mengakses bahan pangan, keamanan pangan, serta aspek distribusi. Namun, faktanya lebih dari 2 miliar orang tidak memiliki akses rutin terhadap pangan yang aman, sekitar 135 juta orang di 55 negara mengalami kelaparan akut dan membutuhkan bantuan makanan dan gizi yang seimbang, sekitar 14% pangan yang diproduksi untuk dikonsumsi secara global setiap tahun terbuang sebelum mencapai pasar grosir.

Seperti kita ketahui bahwa Indonesia merupakan Negara Agraris karena sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Namun, cukup banyak permasalahan dalam bidang pertanian yang dihadapi Indonesia. Mulai dari permasalahan sumber daya alam, sumber daya manusia, ketidakseimbangan produksi pangan antarwilayah, dan lain-lain. Bahkan berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, Indonesia mengimpor beras dari negara Thailand, Vietnam, Pakistan, China dan Malaysia. Dari segala macam permasalahan yang dihadapi mengenai pangan, sudah menjadi kewajiban bagi seluruh warga masyarakat untuk membawa Indonesia keluar dari permasalahan tersebut.

APA YANG DAPAT DILAKUKAN ?

Dalam memperingati Hari Pangan Sedunia, kita dapat berperan untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pangan, khususnya di Lampung (tingkat regional). Sebagai mahasiswa Institut Teknologi Sumatera yang diharapkan mampu berperan dalam bidang teknologi, mahasiswa ITERA seharusnya mampu untuk menciptakan inovasi baru dalam bidang teknologi pangan dengan berdasarkan data-data hasil riset yang dimiliki, seperti misalnya :

Gambar 1 Perkembangan Luas Panen Padi di Provinsi Lampung, 2018-2019

 Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), pola panen padi di Provinsi Lampung pada periode Januari sampai dengan Desember tahun 2019 relatif sama dengan pola panen pada tahun 2018. Puncak panen padi terjadi pada bulan April, sementara luas panen terendah terjadi pergeseran dimana pada tahun 2018 terjadi pada bulan Desember sedangkan pada tahun 2019 terjadi pada bulan Januari. Total luas panen padi pada 2019 seluas 464,10 ribu hektar dengan luas panen tertinggi terjadi pada April, yaitu sebesar 106,44 ribu hektar dan luas panen terendah terjadi pada Januari, yaitu sebesar 7,54 ribu hektar. Jika dibandingkan dengan total luas panen padi pada 2018, luas panen padi pada 2019 mengalami penurunan sebesar 47,28 ribu hektar (9,24 persen).

Gambar 2 Perbandingan Luas Panen Padi di Provinsi Lampung, 2018-2019 (Ribu Hektar)

 Dari grafik di atas, tiga kabupaten/kota yang memberikan kontribusi luas panen padi yang relatif besar pada 2019, yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Mesuji dengan estimasi luas panen masing- masing sebesar 98,25 ribu hektar, 80,70 ribu hektar, dan 56,25 ribu hektar.

Gambar 3 Selisih Luas Panen Padi Tahun 2018-2019 Menurut Kabupaten di Lampung

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa Kabupaten Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Tulang Bawang Barat merupakan tiga kabupaten/kota dengan penurunan luas panen yang cukup signifikan dibandingkan dengan provinsi lainnya, masing-masing sebesar 19,14 ribu hektar (19,12 persen), 16,30 ribu hektar (14,23 persen), dan 5,45 ribu hektar (47,32 persen). Sementara itu, kenaikan luas panen padi yang relatif besar terjadi di Kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang, masing-masing sebesar 11,71 ribu hektar (26,30 persen) dan 7,88 ribu hektar (18,04 persen).

Dari informasi yang telah didapatkan di atas kita telah mengetahui bahwa di kabupaten mana saja yang memiliki potensi dalam kemajuan pangan dan kabupaten mana saja yang memiliki penurunan dalam panen padi yang ada di Lampung. Sehingga, kita sebagai mahasiswa dapat turut andil berkontribusi dalam kemajuan dan perkembangan pangan dalam jangka panjang, khususnya di Lampung. Itulah esensi dari Hari Pangan Sedunia ialah penanganan masalah pangan baik di tingkat global, nasional, maupun regional.

DAFTAR PUSTAKA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG. (2020). Nilai Tukar Petani Provinsi Lampung Naik 1,17 Persen. 1-11.

Dhyantanu Harsa, M. N. (2020). LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI DI PROVINSI LAMPUNG 2019. Lampung: BPS Provinsi Lampung.

FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE UNITED NATIONS.

(2020). Tumbuhkan, Pelihara, dan Lestarikan Bersama. 2.

KEMENTRIAN KESEHATAN RI. (2015). KETAHANAN PANGAN DI

INDONESIA. 1.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *